Header Ads

Inovasi: Mahasiswa UB Ciptakan Alat Pengolah Limbah Kelapa jadi Asap Cair

ilustrasi
GAROGA ONLINE -- Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) sukses mengolah limbah kelapa menjadi asap cair dengan alat yang mereka ciptakan. Alat ini diberi nama MORICO.

Kelimanya adalah Arsyika Oktaviani, Sellyan Lorenza Olanda Putri, Firda Pramesti, Arta Harianti, dan M Fathussalam, mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).

Arsyika menjelaskan, MORICO merupakan alat pembuatan asap cair grade A yang menggunakan teknologi DISCO (Distilaton Cyclone) dan diklaim dapat meningkatkan produktivitas UKM.

Untuk mengujicoba efektivitas alat mereka, Arsyika dan rekan-rekannya bekerjasama dengan UKM Putra Tunggal, satu-satunya UKM yang bergerak di bidang pembuatan asap cair di Kabupaten Malang.

Saat berproduksi, UKM Putra Tunggal disebut masih menggunakan metode konvensional dan sama-sama memanfaatkan limbah asap hasil pembakaran batok kelapa sehingga ramah lingkungan. Hanya saja, dalam proses pembakarannya kerap terjadi kebocoran asap yang cukup tinggi.

Mahasiswa UB Ciptakan Alat Pengolah Limbah Kelapa jadi Asap Cair Foto: Istimewa

Selain itu, UKM tersebut masih menggunakan bambu untuk media pengalir asap, sehingga asap cair yang dihasilkan dari 3 ton batok kelapa hanya berupa asap cair grade C sebanyak 50 liter saja.

"Permasalahan lain yang dihadapi adalah menentukan teknologi yang tepat untuk mengubah asap cair grade C menjadi grade A untuk memenuhi permintaan pasar. Karena dengan produktivitas yang rendah, UKM tersebut akan kalah bersaing dengan industri asap cair lainnya," beber Arsyika kepada detikcom, Rabu (22/8/2018).

Namun dengan MORICO, jumlah asap cair grade C yang dihasilkan bertambah menjadi 100 liter dan asap cair grade A sebanyak 65 liter. Dengan alat tersebut, waktu produksi perbatch juga berkurang drastis dari 120 jam menjadi 48 jam saja.

"Selain meningkatkan produktivitas, beberapa keunggulan alat ini antara lain ramah lingkungan, meningkatkan kualitas asap cair, diversifikasi jenis produk lainnya, serta dapat meningkatkan pendapatan mitra sebanyak lima kali lipat," ungkap Arsyika.

Kabupaten Malang sendiri tercatat menghasilkan kelapa sebesar 14.253 ton pertahunnya, sehingga limbah batok kelapa yang dihasilkan mencapai 12 persen atau 1.710 ton.

Sedangkan asap cair yang dihasilkan dari pembakaran batok kelapa dapat dimanfaatkan untuk pengawet getah karet, pembasmi hama tanaman (insektisida) hingga pengawet makanan alami pengganti boraks. (sumber)

ad:


Tidak ada komentar