Damaskus Pamerkan Inovasi Medis Karya Anak Bangsa
Pameran medis terbesar di Suriah resmi dibuka di Damaskus pada 18 Juni 2025, menandai momentum penting bagi dunia kesehatan nasional di tengah fase pemulihan negara. Bertajuk 18th International Medical Care Exhibition, ajang ini diadakan di Damascus Fairgrounds dan berlangsung hingga 21 Juni, menghadirkan sederet teknologi medis terkini dari dalam dan luar negeri.
Sebanyak 85 perusahaan alat kesehatan dan farmasi lokal ambil bagian dalam pameran ini, didampingi 51 perusahaan asing yang mewakili lebih dari 170 agen dari 29 negara Arab dan mancanegara. Kehadiran peserta internasional ini menjadi isyarat positif bahwa Suriah mulai kembali diterima di panggung bisnis medis regional.
Deputi Menteri Kesehatan untuk Urusan Farmasi, Dr. Abdo Mahli, menyebut pameran ini sebagai langkah nyata menuju keterbukaan ekonomi dan investasi di sektor kesehatan. Ia menegaskan bahwa pemerintah saat ini giat mengundang kembali perusahaan-perusahaan yang dulu sempat meninggalkan pasar Suriah akibat situasi perang berkepanjangan.
Lebih dari sekadar ruang pamer, ajang ini menjadi platform strategis untuk memperkenalkan inovasi lokal, khususnya di bidang prostetik atau alat bantu tubuh. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak rumah produksi di Damaskus dan Aleppo yang berhasil mengembangkan kaki dan tangan palsu berstandar internasional.
Menurut Dr. Mahli, Kementerian Kesehatan juga fokus meningkatkan kapasitas tenaga medis dengan memperluas pelatihan dan kerja sama bersama organisasi global seperti WHO. Langkah ini diambil demi mempercepat proses registrasi obat-obatan dan peralatan medis baru, serta memastikan kualitas layanan bagi masyarakat.
General Manager penyelenggara pameran, Ayman al-Shamaa, menyebut bahwa gelaran tahun ini istimewa karena menjadi titik balik harapan bagi industri medis Suriah. Ia menyebut, selain menjadi ajang bisnis, pameran ini menjadi simbol kembalinya Suriah di jalur kemajuan setelah masa-masa sulit.
Salah satu daya tarik utama tahun ini adalah dipamerkannya berbagai jenis prostetik hasil rancangan para teknisi lokal. Produk-produk ini tak hanya terjangkau secara harga, tapi juga telah melewati uji kualitas medis yang ketat. Beberapa bahkan telah mulai diekspor ke negara-negara tetangga seperti Irak dan Lebanon.
Banyak pengunjung pameran, termasuk dokter spesialis dari luar negeri, mengapresiasi kualitas produk prostetik buatan Suriah yang dinilai mampu bersaing dengan buatan Eropa dan Asia. Terobosan ini sekaligus membuka peluang besar bagi Suriah untuk menembus pasar alat bantu kesehatan di Timur Tengah.
Selain prostetik, pameran ini juga menampilkan peralatan laboratorium canggih, mesin dialisis terbaru, dan sistem manajemen data medis berbasis digital. Teknologi-teknologi ini menjadi bukti bahwa Suriah mulai mengejar ketertinggalan di bidang pelayanan kesehatan modern.
Pemerintah Suriah juga memanfaatkan ajang ini untuk menarik investor asing ke dalam industri farmasi domestik. Saat ini, produksi obat-obatan dalam negeri telah mampu memenuhi lebih dari 80% kebutuhan nasional, dengan rencana ekspansi pasar ke negara-negara Arab.
Di sela pameran, sejumlah seminar dan workshop diadakan untuk membahas peluang pengembangan teknologi medis di Suriah. Diskusi ini diikuti oleh dokter, teknisi, mahasiswa, dan perwakilan perusahaan dari berbagai negara, termasuk Yordania, Iran, Rusia, dan India.
Para peserta pameran berharap, melalui ajang ini, produk kesehatan Suriah bisa kembali mengisi pasar regional seperti sebelum tahun 2011. Kala itu, Suriah dikenal sebagai salah satu pengekspor obat dan alat kesehatan terkemuka di kawasan.
Dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan juga terlihat lewat kebijakan baru yang mempermudah prosedur impor alat medis modern sekaligus mempercepat proses izin edar obat dalam negeri. Hal ini diharapkan mendorong investasi langsung ke pabrik-pabrik farmasi Suriah.
Optimisme pun muncul dari kalangan pengusaha farmasi lokal. Mereka yakin, dengan stabilitas yang mulai pulih dan adanya pameran seperti ini, produk-produk Suriah bisa kembali bersaing di Timur Tengah, bahkan Afrika Utara.
Bagi pasien di dalam negeri, keberhasilan industri prostetik Suriah menjadi kabar baik. Banyak warga korban konflik yang selama ini kesulitan mendapatkan alat bantu tubuh, kini bisa mengakses prostetik berkualitas tanpa harus bergantung pada produk impor.
Pameran ini juga menjadi kesempatan langka bagi mahasiswa kedokteran dan teknik medis untuk melihat langsung perkembangan teknologi kesehatan global. Kehadiran berbagai alat dan teknologi dari 29 negara membuka cakrawala baru bagi generasi muda Suriah.
Ke depan, pameran ini diharapkan bisa digelar rutin setiap tahun dan terus berkembang menjadi ajang bisnis medis terbesar di kawasan Levant. Selain meningkatkan ekonomi, ajang ini juga diharapkan bisa memperkuat diplomasi kesehatan Suriah dengan negara-negara sahabat.
Dengan semangat pemulihan dan keterbukaan, Damascus Medical Care Exhibition 2025 menjadi simbol kebangkitan sektor kesehatan Suriah. Langkah-langkah kecil ini menjadi bagian dari upaya panjang membangun kembali negeri, demi masa depan yang lebih sehat dan mandiri.
Post a Comment